Rabu, 01 Desember 2010
TOKOH TOKOH RASIONALISME
02.17
No comments
Plato ( 428-348) menggunakan cara berpikir dan metode filsafat yang memberikan landasan pada rasionalisme. Metode yang digunakan plato adalah kritis dialektis dengan sepenuhnya percaya pada kemampuan pikiran dengan cara dialog yang terus menerus sehingga dicapai makna esoteris atau makna yang sesunggunya. cara berpikir ini menmang bertolak pada realitas konkret yang dihadapi, namun dengan metode dialektisnya, plato dapat mencapai pengetahuan murni yang disebut episteme atau neosis, yaitu pengetahuan yang benar.
RENE DESCARTES (1596-1650)
Dikenal sebagai baapak rasionalisme. dialah yang memberikan dasar dasar pemikiran aliran rasionalisme. menurut descartes sehingga setiap manusia memiliki kemampuan berfikir. kemanapun ini menurut descartes pengertian sudah tertanam dalam akal budi manusia sehingga setiap manusia memiliki kemampuan perfikir. Kemanapun ini menurut descartes sudah terbawa sejak manusai dilahirkan dan disebut dengan pengertian yang terang lagi jelas atau innate ideas.
Selanjutnya descartes menajukan patokan patokan yang terdiri atas beberapa tingkat. pertama tama, seorang pemikir harus sselalu meragukan segala apa saja ketika pertama kali muncul danal pemikirannya. Kemudian, seorang pemikir harus menyederhanakan setiap kesulitan dengan membagi bagi ke dalam bagian bagian sebanyak mungkin dengan mengingat kebutuhan untuk pemecahannya. dia harus menurunkan pernyataan pernyataan yang masih gelap, langkah demi langkah menjuju pernyataan yang lebih sedrhana secar deduktif.
kemudian, dia melanjutkan pikirannya secara teratur mulai dari unsur yang paling sedeerhana sampai pada yang lebih rumit. terakhir dia harus membuat pengulangan secara menyeluruh sampai yakin beran bahwa tidak ada satu langkah pun dari pikiran yang terelakkan.
sehubugan dengan keraguan yang merupakan awal dari segala kegiatan perpikir, barangkali bisa timbul pertanyaan bila segala disagsikan, kemudan dimana kita harus mulai. Untuk pertanyaan ini, Descartes menjawab; pada fakta bahwa kita sedang menyangsikan segala galnaya. (suseno, 1992;70) fakta bahwa kita sedang dalam proses penyangsian iti sendiri tidak dapat disangkal. jadi apabila kita sedang meragukan sesuatu tetap ada yang tidak kita ragukan, yaitu bahwa kita sedang meragukan sesuatu, bahwa kita sedang berpikir. dan kalau pasti bahwa kita sedang berfikir, ada lagi yang pasti dan tidak dapat diragukan, yaitu bahwa kita sendiri ada oleh sebab itulah Descartes berkata cogito ergo sum ( saya berpikir maka saya ada)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar